Rabu, 28 November 2012

tugas bahasa indonesia


A. Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimanadisebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36 “bahasa Negaraialah bahasa Indonesia”. Ia juga merupakan bahasa persatuan bangsaIndonesia sebagaimana disiratkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.Meski demikian, hanya sebagian kecil dari penduduk Indonesia yang benar-benar menggunakannya sebagai bahasa ibu karena dalam percakapan sehari-hari yang tidak resmi masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan bahasadaerahnya masing-masing sebagai bahasa ibu seperti bahasa Madura, bahasaMelayu pasar, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan lain-lainl. Untuk sebagian besar masyarakat Indonesia lainnya, bahasa Indonesiaadalah bahasa kedua dan untuk taraf resmi bahasa Indonesia adalah bahasapertama. Bahasa Indonesia merupakan sebuah dialek bahasa Melayu yangmenjadi bahasa resmi Republik Indonesia sebagai bangsa Indonesia yang,tentunya akan lebih berkesan positif jika kita menjadikan bahasa Indonesiasebagai bahasa nomor satu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejakdari zaman dahulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (linguafranca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir diseluruh Asia Tenggara sejak abad ke VII. Bukti yang menyatakan itu ialahditemukannya prasasti di Kedukan Bukit tahun 683 M (Palembang), TalangTuwo tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur tahun 686 M (Bangka Barat).Prasati itu bertuliskan huruf Pra-Nagari berbahasa Melayu Kuno. BahasaMelayu Kuno itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di JawaTengah juga ditemukan Prasasti tahun 832 M dan di Bogor tahun 942 M yangmenggunakan bahasa Melayu Kuno.
B. Melayu Kuno
Penyebutan pertama istilah Bahasa Melayu sudah dilakukan pada masasekitar 683-686 M, yaitu angka tahun yang tercantum pada beberapa prasastiberbahasa Melayu Kuno dari Palembang dan Bangka. Prasasti-prasasti iniditulis dengan aksara Pallawa atas perintah raja Kerajaan Sriwijaya. WangsaSyailendra juga meninggalkan beberapa prasasti Melayu Kuno di JawaTengah. Yang semuanya bertuliskan Pra-Nagari dan bahasanya bahasaMelayu Kuno memberi petunjuk bahwa bahasa Melayu dalam bentuk bahasaMelayu Kuno sudah dipakai sebagai alat komunikasi pada zaman Sriwijaya. Berikut ini kutipan sebagian bunyi batu bertulis Kedudukan Bukit.“Swastie syrie syaka warsaatieta 605 ekadasyii syuklapaksa wulan waisyaakhadapunta hyang naayik di saamwan mangalap siddhayaatra di saptamiesyuklapaksa wulan jyestha dapunta hyang marlapas dari minanga taamwan...”“(Terjemahan dalam bahasa Melayu sekarang (bahasa Indonesia): Selamat!Pada tahun Saka 605 hari kesebelas pada masa terang bulan Waisyaakha, tuankita yang mulia naik di perahu menjemput Siddhayaatra. Pada hari ketujuh,pada masa terang bulan Jyestha, tuan kita yang mulia berlepas dari MinangaTaamwan...)” Melayu Klasik Karena terputusnya bukti-bukti tertulis pada abad ke-9 hingga abad ke-13,ahli bahasa tidak dapat menyimpulkan apakah bahasa Melayu Klasikmerupakan kelanjutan dari Melayu Kuno. Catatan berbahasa Melayu Klasikpertama berasal dari Prasasti Terengganu berangka tahun 1303. Seiringdengan berkembangnya agama Islam dimulai dari Aceh pada abad ke-14,bahasa Melayu klasik lebih berkembang dan mendominasi sampai pada tahapdi mana ekspresi Masuk Melayu berarti masuk agama Islam. Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu semakin jelas daripeninggalan kerajaan Islam baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan padabatu nisan di Minyeh Tujo, Aceh tahun 1830 M, maupun hasil susastra (abadke-16 dan ke-17) seperti syair Hamzah Fansuri, hikayat raja-raja Pasai, sejarahMelayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.
C. Bahasa Melayu menyebar kepelosok Nusantara
bersamaan denganmenyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudahditerima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau,antarsuku, antarpedagang, antarbangsa dan antarkerajaan. Karena bahasaMelayu tidak mengenal tingkat tutur. Bahasa Melayu dipakai diwilayah Nusantara, dalam pertumbuhannyadipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakatadari berbagai bahasa terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasaArab dan bahasa Eropa. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi danmendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakanbahasa Melayu. Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar.Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengantoleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dariberbagai bahasa yang digunakan para penggunanya. Bentuk yang lebih resmi,disebut Melayu Tinggi, pada masa lalu digunakan kalangan keluarga kerajaandi sekitar Sumatera, Malaya, dan Jawa. Bentuk bahasa ini lebih sulit karenapenggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif BahasaMelayu Pasar. Pemerintah kolonial Belanda yang menganggap kelenturan Melayu Pasarmengancam keberadaan bahasa dan budaya Belanda berusaha meredamnyadengan mempromosikan Bahasa Melayu Tinggi, di antaranya denganpenerbitan karya sastra dalam Bahasa Melayu Tinggi oleh Balai Pustaka.Tetapi Bahasa Melayu Pasar sudah telanjur diambil oleh banyak pedagangyang melewati Indonesia. Hingga akhir abad ke-19 dapat dikatakan terdapat paling sedikit duakelompok bahasa Melayu yang dikenal masyarakat Nusantara: bahasa MelayuPasar yang kolokial dan tidak baku serta bahasa Melayu Tinggi yang terbataspemakaiannya tetapi memiliki standar. Bahasa ini dapat dikatakan sebagai“lingua franca”, tetapi kebanyakan berstatus sebagai bahasa kedua atau ketiga. 6
D.  Bahasa Indonesia
 Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dariSumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada KongresNasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesiasebagai bahasa untuk negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidakmemilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritaspada saat itu), namun beliau memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkandari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau. Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu yang pokoknyadari bahasa Melayu Riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantaradalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah, "jangdinamakan Bahasa Indonesia jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoenpokoknja berasal dari Melajoe Riaoe, akan tetapi jang soedah ditambah,dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe,hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia;pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroesdilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaanIndonesia". atau sebagaimana diungkapkan dalam Kongres Bahasa IndonesiaII 1954 di Medan, Sumatra Utara, "...bahwa asal bahasa Indonesia ialahbahasa Melaju. Dasar bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju jang disesuaikandengan pertumbuhannja dalam masjarakat Indonesia". Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporaldari bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masihsama atau mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasaMelayu Klasik dan bahasa Melayu Kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa bahasa Indonesia barudianggap lahir atau diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928.Dimana, Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulanpergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi BahasaIndonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia.Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmidiakui keberadaannya dan ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 36.
E.  Faktor-faktor yang Menyebabkan Bahasa Melayu Diterima menjadi Bahasa Nasional
Ada beberapa faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat sebagaibahasa Nasional. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, bahasa melayu telah digunakan sebagai bahasa kebudayaan,yaitu sebagai bahasa yang digunakan dalam buku-buku yang dapatdigolongkan sebagai hasil sastra. Selain itu, bahasa Melayu telah digunakansebagai bahasaresmi dalam masing-masing kerajaan nusantara yaitu sekitarabad ke 14. Selainitu harus diingat bahwa penyebaran bahasa Melayu bukanhanya terbatas padadaerah sekitar selat Malaka atau Sumatera saja, jauh lebihluas dari itu. Ini dapatdibuktikan dengan terdapatnya berbagai naskah ceritayang ditulis dalam bahasaMelayu pada berbagai tempat yang jauh dariMalaka. Dengan datangnya orang-orang Eropa ke Indonesia, fungsi bahasaMelayusebagai bahasa perantara dalam perdagangan semakin intensif. Orang-orangEropa malah tidak sadar telah ikut memperluas penyebaranbahasaMelayu.Jadi, sejak lama, dari masa Sriwijaya juga Malaka yang saatitumerupakan pusat perdagangan, pusat agama, dan ilmu pengetahuan,bahasaMelayu telah digunakan sebagai Lingua Franca atau bahasaperhubungan diberbagai wilayah Nusantara. Dengan bantuan para pedagangdan penyebaragama, bahasa Melayu menyebar ke seluruh pantai di nusantara,terutama dikota-kota pelabuhannya. Akhirnya, bahasa ini lebih dikenal olehpendudukNusantara dibandingkan dengan bahasa daerah lainnya. Telah ditemukan beberapa bukti tertulis mengenai bahasa Melayu tuapadaberbagai prasasti dan inkripsi. Bukti-bukti berupa prasasti antara lain:prasastiKedukan Bukit (tahun 683 M), di Talang Tuwo (dekat Palembang,bertahun684 M), di Kota Kapur (Bangka Barat, tahun 686 M), di Karang Brahi(antaraJambi dan Sungai Musi, berahun 688 M). Sedangkan dalam bentukinskripsidiantaranya, Gandasuli di daerah Kedu, Jawa Tengah, bertahun 832M. Adanya berbagai dialek bahasa Melayu yang tersebar di seluruhNusantaraadalah merupakan bukti lain dari pertumbuhan dan persebaran bahasaMelayu.Misalnya, dialek Melayu Minangkabau, Palembang, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar